Date : 04/03/2011
Pagi ini aku bangun dengan semangat dan rasa optimis yang
tinggi. Sebenarnya hari ini tidak ada yang menarik untuk ditulis kecuali cerita
awal mula aku wawancara. dan kemudian aku mulai bekerja di sebuah warnet.
jadi begini ceritanya:
Setelah mandi,
makan dan berpamitan lalu aku berangkat untuk mengikuti panggilan wawancara.
Tiba di tempat wawancara aku langsung dipertanyakan oleh seorang ibu yang
sedang menjaga warnet itu “ada apa ya mas?” aku jawab “maaf ibu kemarin saya
mendapatkan sms untuk wawancara di EXTRANET jam 08:30 pagi ini”. Setelah itu, ibu itu memanggil seorang laki –
laki dan sepertinya adalah suaminya. Aku pun bersalaman dan wawancara dimulai
setelah aku dipersilakan duduk.
Sekarang kami bertiga duduk bersama – sama,
bapak melemparkan berbagai pertanyaan – pertanyaan mulai dari yang ringan
sampai pertanyaan yang berbobot. Terkadang pertanyaan yang diajukan aku jawab
dengan terbata – bata dan sedikit keraguan. Setelah selesai wawancara bapak dan
ibu pergi ke belakang untuk merundingkannya apakah saya diterima atau tidak.
Beberapa menit kemudian bapak datang bersama ibu.
Bapak mengatakan “Kapan Masnya
siap untuk bekerja?” trus aku jawab kapan saja sepontan bapak bertanya lagi koq
kapan saja yang pastinya dong mas! Jawabku kalau besok bagaimana pak?koq besok
kalau hari ini bagaimana,bisa?. Aku masih melamun sambil memikirkan gimana
ya?mas gimana kalau hari ini jam 4 tapi nanti mas ke sini kalau bisa jam 15:45
untuk waktu pergantian operator. Aku menyetujui dan bapak berkata sambil
bersalaman mengatakan anda sudah diterima bekerja di sini untuk saat ini
silakan masnya mungkin ingin menyelesaikan masalahnya atau ingin istirahat dulu
soalnya nanti sampai jam 12 malam kata bapak. Aku berpamitan meninggalkan
EXTRANET.
Jujur prosesnya tidak memakan waktu berjam – jam untuk aku diterima
bekerja, dimulai wawancara yang hanya beberapa menit lalu keputusan diterima
atau tidaknya, simple sekali bukan. Saat memulai bekerja jam 4 sampai jam 12
yang aku dapatkan masih sangat kurang dan aku masih canggung jika mendapatkan
client apa lagi kalau clientnya perempuan dan bapak – bapak aku sangat canggung
sampai – sampai keluar keringat. Setelah jam kerja menunjukkan jam 12 malam aku
bergegas pulang karena besoknya aku ditunjuk berangkat pagi jam 08:00.
Belum ada tanggapan untuk "A Real Story II"
Post a Comment